"Sensory Integration is a neurological process that organizes sensations from one's own body and from the environment, making it possible to use the body effectively within the environment." (Jean Ayres, 1979)
Setiap saat disekitar kita selalu ada input sensorik yang sampai di alat-alat indera dan disampaikan ke otak melalui serabut-serabut syaraf. Otak kita menggunakan informasi hasil dari indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, dan pergerakan kita, secara bersama dan terorganisir, kemudian kita dapat memberi makna, dan tahu bagaimana harus merespon. Kita biasanya berpikir bahwa sensori (indera-indera) kita bekerja secara terpisah sesuai dengan fungsinya, namun sebenarnya sensori tersebut bekerja bersama-sama untuk memberikan kita gambaran secara utuh mengenai dunia kita. Sensori kita berintegrasi untuk membentuk pemahaman yang utuh mengenai siapa kita, dimana kita, dan apa yang terjadi di sekitar kita
Begitu banyak input-input sensorik yang kita terima setiap saat. Baik yang sengaja kita cari, seperti petunjuk guru, denah di papan tulis dsb.; selalu ada input lain misalnya aliran udara yang meniup ke kulit kita, gesekan dari baju yang kita pakai, suara-suara lain di sekeliling kita, benda-benda yang terlihat, arah gravitasi terhadap titik tumpu tubuh kita, dsb. Mudah dibayangkan betapa membingungkannya bila otak tidak mempunyai suatu mekanisme untuk mengatur semua input sensorik ini.
Proses Sensory Integration (SI) di dalam otak, bekerja untuk menerima berbagai input sensorik, memilih mana yang dapat diabaikan, mana yang perlu diperhatikan, kemudian memproses, mengartikan, merencanakan aksi terhadap input ybs., apakah akan disimpan dalam memory, atau akan melakukan suatu tindakan. Semua proses ini terjadi secara automatis, tanpa kita sadari.
Oleh karena itu agar berfungsi dengan baik otak memerlukan oksigen dan nutrisi, selain itu diperlukan pula berbagai stimuli sensorik. Berbagai stimuli sensorik diperlukan pula untuk perkembangan otak anak-anak yang sedang berkembang untuk membangun sistem Sensory Integration, yang merupakan fondasi yang sangat diperlukan untuk mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan anak dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kebanyakan anak, perkembangan dari proses SI ini terjadi secara alamiah ketika anak-anak ini melakukan berbagai aktifitas sehari-hari sejak masa bayi sampai dia siap untuk bersekolah. Ketika anak belajar memperoleh stimulasi yang baru, mereka menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan sensori integrasinya, mereka memperbaiki kemampuannya untuk merespon pengalaman stimulasi yang baru tersebut. Sehingga semakin hari kemampuan sensori integrasinya akan semakin baik. Misalnya ketika mobil pemadam kebakaran lewat dengan sangat cepat dan sirine yang nyaring, maka seorang bayi merespon dengan takut dan menangis, namun beberapa tahun kemudian ketika ia sudah remaja mungkin hanya direspon dengan menutup kupingnya sambil melihat mobil pemadam berlalu. Bahkan ketika sudah dewasa, ia hanya merespon dengan menghentikan sejenak obrolan dengan temannya sampai mobil pemadam tersebut berlalu. Ketika kemampuan sensori integrasi telah matang, jalur-jalur vital di dalam sistem saraf menjadi lebih baik dan lebih kuat, sehingga anak menjadi lebih baik dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam hidupnya.
Anak dengan otak yang dapat mengintegrasikan berbagai input sensorik dengan baik, yaitu anak-anak yang tidak mempunyai masalah SI akan menunjukan perilaku yang dapat menunjang keberhasilan dalam berperan sebagai anak seusianya, anggota keluarga di rumah, teman anak-anak sebayanya, murid di sekolah, dan dirinya sendiri. Pada usia sekolah, si anak akan mampu :
Pada kebanyakan anak, perkembangan dari proses SI ini terjadi secara alamiah ketika anak-anak ini melakukan berbagai aktifitas sehari-hari sejak masa bayi sampai dia siap untuk bersekolah. Ketika anak belajar memperoleh stimulasi yang baru, mereka menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan sensori integrasinya, mereka memperbaiki kemampuannya untuk merespon pengalaman stimulasi yang baru tersebut. Sehingga semakin hari kemampuan sensori integrasinya akan semakin baik. Misalnya ketika mobil pemadam kebakaran lewat dengan sangat cepat dan sirine yang nyaring, maka seorang bayi merespon dengan takut dan menangis, namun beberapa tahun kemudian ketika ia sudah remaja mungkin hanya direspon dengan menutup kupingnya sambil melihat mobil pemadam berlalu. Bahkan ketika sudah dewasa, ia hanya merespon dengan menghentikan sejenak obrolan dengan temannya sampai mobil pemadam tersebut berlalu. Ketika kemampuan sensori integrasi telah matang, jalur-jalur vital di dalam sistem saraf menjadi lebih baik dan lebih kuat, sehingga anak menjadi lebih baik dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam hidupnya.
Anak dengan otak yang dapat mengintegrasikan berbagai input sensorik dengan baik, yaitu anak-anak yang tidak mempunyai masalah SI akan menunjukan perilaku yang dapat menunjang keberhasilan dalam berperan sebagai anak seusianya, anggota keluarga di rumah, teman anak-anak sebayanya, murid di sekolah, dan dirinya sendiri. Pada usia sekolah, si anak akan mampu :
- memberikan reaksi yang baik terhadap berbagai informasi sensorik yang biasa diterima oleh anak sekolah.
- menunjukan tingkat perkembangan sensori-motor, kognitif, emosi, dan sosialisasi yang sesuai dengan umurnya.
- menghadapi berbagai tuntutan akademis yang selalu bertambah sejalan dengan bertambahnya umur anak.